Laman

Jumat, 13 Februari 2015

SENYAWA HIDROKARBON DAN TURUNANNYA

SENYAWA HIDROKARBON
 
 Disebut Hidrokarbon : mengandung unsur C dan H
Terdiri dari : 1. Alkana (CnH2n+2)
  2. Alkena (CnH2n)                   
  3. Alkuna (CnH2n-2)
 ALKANA
  •  Hidrokarbon jenuh (alkana rantai lurus dan siklo/cincin alkana)
  • Disebut golongan parafin : affinitas kecil (=sedikit gaya gabung)
  • Sukar bereaksi
  • C1 – C4 : pada t dan p normal adalah gas
  • C4 – C17 : pada t dan p normal adalah cair
  • C18 : pada t dan p normal adalah padat
  • Titik didih makin tinggi : terhadap penambahan unsur C
  • Jumlah atom C sama : yang bercabang mempunyai TD rendah
  • Kelarutan : mudah larut dalam pelarut non polar
  • BJ naik dengan penambahan jumlah unsur C
  • Sumber utama gas alam dan petrolium
Struktur ALKANA  : CnH2n+2      CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3 (heksana)
PEMBUATAN ALKANA :
Ø    Hidrogenasi senyawa Alkena
Ø    Reduksi Alkil Halida
Ø    Reduksi metal dan asam
PENGGUNAAN ALKANA :
ä     Metana : zat bakar, sintesis, dan carbon black (tinta,cat,semir,ban)
ä     Propana, Butana, Isobutana : zat bakar LPG (Liquified Petrolium Gases)
ä     Pentana, Heksana, Heptana : sebagai pelarut pada sintesis
Fraksi tertentu dari Destilasi langsung Minyak Bumi/mentah
TD (oC)
Jumlah C
Nama
Penggunaan
< 30
1 - 4
Fraksi gas
Bahab bakar gas
30 - 180
5 -10
Bensin
Bahan bakar mobil
180 - 230
11 - 12
Minyak tanah
Bahan bakar memasak
230 - 305
13 - 17
Minyak gas ringan
Bahan bakar diesel
305 - 405
18 - 25
Minyak gas berat
Bahan bakar pemanas
Sisa destilasi :
1.     Minyak mudah menguap, minyak pelumas, lilin dan vaselin
2.     Bahan yang tidak mudah menguap, aspal dan kokas dari m. bumi
 ALKENA
 q      Hidrokarbon tak jenuh ikatan rangkap dua
q      Alkena = olefin (pembentuk minyak)
q      Sifat fisiologis lebih aktif (sbg obat tidur) : 2-metil-2-butena
q      Sifat sama dengan Alkana, tapi lebih reaktif
STRUKTUR ALKENA  : CnH2n   CH3-CH2-CH=CH2 (1-butena)
 ETENA = ETILENA = CH2=CH2
q      Sifat-sifat : gas tak berwarna, dapat dibakar, bau yang khas, eksplosif dalam udara (pada konsentrasi 3 – 34 %)
q      Terdapat dalam gas batu bara biasa pada proses “cracking”
q      Pembuatan : pengawahidratan etanaol
 PENGGUNAAN ETENA :
ä     Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2)
ä     Sintesis zat lain (gas alam, minyak bumi, etanol)
 PEMBUATAN ALKENA :
Ø    Dehidrohalogenasi alkil halida
Ø    Dehidrasi alkohol
Ø    Dehalogenasi dihalida
Ø    Reduksi alkuna
 ALKUNA
  •  Hidrokarbon tak jenuh mempunyai ikatan rangkap tiga
  • Sifat-sifatnya menyerupai alkena, tetapi lebih reaktif
 Struktur ALKUNA :    CnH2n-2     CH=CH (etuna/asetilen)
 ETUNA = ASETILEN =>   CH=CH
  • Pembuatan : CaC2 + H2O ------à C2H2 + Ca(OH)2
  • Sifat-sifat :
Ø    Suatu senyawaan endoterm, maka mudah meledak
Ø    Suatu gas, tak berwarna, baunya khas
  •          Penggunaan etuna :
Ø    Pada pengelasan : dibakar dengan O2 memberi suhu yang tinggi (+- 3000oC), dipakai untuk mengelas besi dan baja
Ø    Untuk penerangan (lampu)
Ø Mempercepat pematangan buah
Ø    Untuk sintesis senyawa lain
PEMBUATAN ALKUNA
Ø    Dehidrohalogenasi alkil halida
Ø    Reaksi metal asetilida dengan alkil halida primer
SENYAWA AROMATIK
  • Senyawa alifatis : turunan metana
  • Senyawa aromatis : turunan benzen (simbol Ar = aril)
  • Permulaan abad ke-19 ditemukan senyawa-senyawa organik yang mempunyai bau (aroma) yang karakteristik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (damar benzoin, cumarin, asam sinamat dll)
BENZEN =C6H6
  • Senyawa aromatis yang paling sederhana
  • Berasal dari batu bara dan minyak bumi
  • Sifat fisika : cairan, td. 80oC, tak berwarna, tak larut dalam air, larut dalam kebanyakan pelarut organik, mudah terbakar dengan nyala yang berjelaga dan berwarna (karena kadar C tinggi)
Pengunaan Benzen :
Ø    Dahulu sebagai bahan bakar motor
Ø    Pelarut untuk banyak zat
Ø    Sintesis : stirena, fenol, nilon, anilin, isopropil benzen, detergen, insektisida, anhidrida asam maleat, dsb
  
ALKIL HALIDA
  •  Senyawa alkil halida merupakan senyawa hidrokarbon baik jenuh maupun tak jenuh yang satu unsur H-nya atau lebih digantikan oleh unsur halogen (X = Br, Cl. I)
  • Alkil halida = haloalkana = RX  struktur primer, sekunder, tersier
  • Aril halida = ArX = senyawa halogen organik aromatik
 Sifat fisika Alkil Halida :
¨     Mempunyai TD lebih tinggi dari pada TD Alkana dengan jumlah unsur C yang sama.
¨     Tidak larut dalam air, tapi larut dalam pelarut organik tertentu.
¨     Senyawa-senyawa bromo, iodo dan polikloro lebih berat dari pada air.
 Struktur Alkil Halida : R-X (X=Br, Cl, I)
 CH3-CH2-CH2-CH2-Cl                                (CH3)2CH-Br                              (CH3)3C-Br
                Primer                                       sekunder                                                 tersier
PEMBUATAN ALKIL HALIDA :
Ø    Dari alkohol
Ø    Halogenasi
Ø    Adisi hidrogen halida dari alkena
Ø    Adisi halogen dari alkena dan alkuna
PENGGUNAAN ALKIL HALIDA :
ä     Kloroform (CHCl3) : pelarut untuk lemak, obat bius (dibubuhi etanol, disimpan dalam botol coklat, diisi sampai penuh).
ä     Tetraklorometana = karbontetraklorida (CCl4) : pelarut untuk lemak, alat pemadam kebakaran (Pyrene, TD rendah 77oC, uapnya berat.
ä     Freon (Freon 12 = CCl2F2, Freon 22 = CHCl2F) : pendingin lemari es, alat “air conditioner”, sebagai propellant (penyebar) kosmetik, insektisida, dsb.

ALKOHOL
  • Alkohol : tersusun dari unsur C, H, dan O
  • Struktur alkohol : R-OH primer, sekunder dan tersier
Sifat fisika alkohol :
·       TD alkohol > TD alkena dengan jumlah unsur C yang sama   (etanol = 78oC, etena = -88,6oC)
·       Umumnya membentuk ikatan hidrogen
           H-----------------O - H
·       Berat jenis alkohol > BJ alkena
·       Alkohol rantai pendek (metanol, etanol) larut dalam air (=polar)
 Struktur Alkohol : R - OH
 R-CH2-OH                                (R)2CH-OH                                (R)3C-OH
Primer                                      sekunder                                  tersier
PEMBUATAN ALKOHOL :
Ø    Oksi mercurasi – demercurasi
Ø    Hidroborasi – oksidasi
Ø    Sintesis Grignard
Ø    Hidrolisis alkil halida
PENGGUNAAN ALKOHOL :
ä     Metanol : pelarut, antifreeze radiator mobil, sintesis formaldehid,metilamina,metilklorida,metilsalisilat, dll
ä     Etanol : minuman beralkohol, larutan 70 % sebagai antiseptik, sebagai pengawet, dan sintesis eter, koloroform, dll
FENOL
  • Fenol : mengandung gugus benzen dan hidroksi
  • Mempunyai sifat asam
  • Mempunyai sifat antiseptik
  • Penggunaan sbg antiseptikum dan sintesis
ETER
  • Eter : isomer atau turunan dari alkohol (unsur H pada OH diganti oleh alkil atau aril)
  • Eter : mengandung unsur C, H, dan O
Sifat fisika eter :
·       Senyawa eter rantai C pendek berupa cair pada suhu kamar dan TD nya naik dengan penambahan unsur C.
·       Eter rantai C pendek medah larut dalam air, eter dengan rantai panjang sulit larut dalam air dan larut dalam pelarut organik.
·       Mudah terbakar
·       Unsur C yang sama TD eter > TD alkana dan < TD alkohol (metil, n-pentil eter 100oC, n-heptana 98oC, heksil alkohol 157oC).
Struktur eter : R – O – R           CH3-CH2-O-CH2-CH3    (dietil eter)
                                         CH3-CH2-O-C6H5       (fenil etil eter)
 PEMBUATAN ETER :
Ø    Sintesis Williamson
Ø    Alkoksi mercurasi – demercurasi
 PENGGUNAAN ETER :
ä       Dietil eter : sbg obat bius umum, pelarut dari minyak, dsb.
ä       Eter-eter tak jenuh : pada opersi singkat : ilmu kedokteran gigi dan ilmu kebidanan.
                                               
AMINA
  •  Senyawa organik bersifat basa lemah, dibanding air lebih basa.
  • Jumlah unsur C kecil sangat mudah larut dalam air.
 Sifat fisika Amina :
·       Suku-suku rendah berbentuk gas.
·       Tak berwarna, berbau amoniak, berbau ikan.
·       Mudah larut dalam air
·       Amina yang lebih tinggi berbentuk cair/padat.
·       Kelarutan dalam air berkurang dengan naiknya BM.
Struktur amina : R-NH2, (R)2NH, (R)3N =primer, sekunder, tersier
 CH3-CH2-CH2-CH2-NH2                             (CH3)2NH                                  (CH3)3N
                Primer                                       sekunder                                                 tersier
Struktur Amina berdasarkan rantai gugus alkil/aril :
·       Amina aromatis
·       Amina alifatis
·       Amina siklis
·       Amina campuran
 PEMBUATAN AMINA :
Ø    Reduksi senyawa nitro
Ø    Reaksi alkil halida dengan amonia dan amina
 PENGGUNAAN AMINA :
ä       Sebagai katalisator
ä       Dimetil amina : pelarut, absorben gas alam, pencepat vulkanisasi, membuat sabun, dll.
ä       Trimetil amina : suatu penarik serangga.
 ALDEHID
  •  Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung gugus karbonil (C=O) yang terikat pada sebuah atau dua buah unsur hidrogen.
  • Aldehid berasal dari “ alkohol dehidrogenatum “ (cara sintesisnya).
  • Sifat-sifat kimia aldehid dan keton umumnya serupa, hanya berbeda dalam derajatnya. Unsur C kecil larut dalam air (berkurang + C).
  • Merupakan senyawa polar, TD aldehid > senyawa non polar
  • Sifat fisika formaldehid : suatu gas yang baunya sangat merangsang
  • Akrolein = propanal = CH2=CH-CHO : cairan, baunya tajam, sangat reaktif.
 FORMALDEHID = METANAL = H-CHO
¨     Sifat-sifat : satu-satunya aldehid yang berbentuk gas pada suhu kamar, tak berwarna, baunya tajam, larutanya dalam H2O dari   40 %  disebut formalin.
¨     Penggunaan : sebagai desinfektans, mengeraskan protein (mengawetkan contoh-contoh biologik), membuat damar buatan.
 Struktur Aldehid : R – CHO
PEMBUATAN ALDEHID :
Ø    Oksidasi dari alkohol primer
Ø    Oksidasi dari metilbenzen
Ø    Reduksi dari asam klorida
KETON
  • Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil (C=O) terikat pada dua gugus alkil, dua gugus aril atau sebuah alkil dan sebuah aril.
  • Sifat-sifat sama dengan aldehid.
PROPANON = DIMETIL KETON = ASETON = (CH3)2-C=O
¨     Sifat : cairan tak berwarna, mudah menguap, pelarut yang baik.
¨     Penggunaan : sebagai pelarut
ASETOFENON = METIL FENIL KETON
¨     Sifat : berhablur, tak berwarna
¨     Penggunaan : sebagai hipnotik, sebagai fenasil klorida (kloroasetofenon) dipakai sebagai gas air mata
Struktur : (R)2-C=O
PEMBUATAN KETON
Ø    Oksidasi dari alkohol sekunder
Ø    Asilasi Friedel-Craft
Ø    Reaksi asam klorida dengan organologam

ASAM KARBOKSILAT
  • Mengandung gugus COOH yang terikat pada gugus alkil (R-COOH) maupun gugus aril (Ar-COOH)
  • Kelarutan sama dengan alkohol
  • Asam dengan jumlah C 1 – 4         : larut dalam air
  • Asam dengan jumlah C = 5             : sukar larut dalam air
  • Asam dengan jumlah C > 6             : tidak larut dalam air
  • Larut dalam pelarut organik seperti eter, alkohol, dan benzen
  • TD asam karboksilat > TD alkohol dengan jumlah C sama.
Struktur  Asam Karboksilat : R – COOH dan Ar – COOH
CH3-CH2-CH2-CH2-COOH                         
                Valelat                                    
CH3-COOH (asam asetat)                        
 ASAM FORMAT = HCOOH
¨     Sifat fisika : cairan, tak berwarna, merusak kulit, berbau tajam, larut dalam H2O dengan sempurna.
¨     Penggunaan : untuk koagulasi lateks, penyamakkan kulit, industri tekstil, dan fungisida
w  Biasa disebut dengan asam semut karena dapat diproduksi oleh semut merah (formica rufa)
ASAM ASETAT = CH3-COOH
¨     Sifat : cair, TL 17oC, TD 118oC, larut dalam H2O dengan sempurna
¨     Penggunaan : sintesis anhidrat asam asetat, ester, garam, zat warna, zat wangi, bahan farmasi, plastik, serat buatan, selulosa dan sebagai penambah rasa makanan (cuka).
PEMBUATAN ASAM KARBOKSILAT
Ø    Oksidasi alkohol primer
Ø    Oksidasi alkil benzen
Ø    Carbonasi Reagen Grignard
Ø    Hidrolisin nitril

AMIDA
  •  Amida adalah turunan asam karboksilat, dimana gugus –OH digan-ti dengan –NH2 atau amoniak, dimana 1 H diganti dengan asil.
  • Sifat fisika : zat padat kecuali formamida yang berbentuk cair, tak berwarna, suku-suku yang rendah larut dalam air, bereaksi kira-kira netral.
Struktur Amida : R – CONH2
PEMBUATAN AMIDA :
Ø    Reaksi asam karboksilat dengan amoniak
Ø    Garam amoniumamida dipanaskan
Ø    Reaksi anhidrid asam dengan amponiak
 PENGGUNAAN AMIDA :
ä       Formamida berbentuk cair, sebagai pelarut.
ä       Untuk identifikasi asam yang berbentuk cair.
ä       Untuk sintesis nilon, ds.
 ESTER
  •  Ester adalah turunan asam karboksilat, dimana gugus H pada –OH diganti dengan gugus R.
  • Sifat fisika : berbentuk cair atau padat, tak berwarna, sedikit larut dalm H2O, kebanyakan mempunyai bau yang khas dan banyak terdapat di alam.
Struktut ester : R – COOR
PEMBUATAN ESTER :
Ø    Reaksi alkohol dan asam karboksilat
Ø    Reaksi asam klorida atau anhidrida
PENGGUNAAN ESTER :
ä       Sebagai pelarut, butil asetat (pelarut dalam industri cat).
ä       Sebagai zat wangi dan sari wangi (penambah rasa dan aroma pada makanan dan minuman)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar